Hai
guys, bagaimana hari-harimu sepekan ini? Apakah kamu merindukan
me-time (waktu pribadi) setelah sepekan penuh bergelut dengan
kesibukan-kesibukanmu?
Nah,
hari ini di JurnalCowok aku mau bahas soal tipe kepribadian yang unik
ini, Extroverted – Introvert, atau sering disebut juga The Social Introvert.
Apa
itu? Bukannya itu Ambivert?
Nope!
Ambivert
adalah tipe kepribadian yang nyaman berada di kedua sisi Ekstro dan
Intro, mereka tipe yang supel dan santai. Beda dengan Social Introvert.
Pernahkah
kamu merasa nyaman menyendiri di keramaian? Saat di kelas senang
duduk di pojokan dan asyik sendiri, saat di sebuah acara atau pesta
juga mojok sendirian hanya menyapa yang menyapamu duluan, nyantai di
sebuah kafe yang cukup ramai namun asyik dengan kegiatan sendiri?
Aku
seorang Extroverted – introvert, sebuah tipe kepribadian
yang pada dasarnya adalah Introvert. Seperti seluruh individu
introvert lainnya, aku sangat senang menyendiri, seminggu tidak
keluar rumah juga tidak masalah, selama ada buku dan kopi yang
menemani, duniaku sudah sempurna.
Baca juga > 7 Cara Cerdas Menghadapi Haters
Namun
saat dunia luar memanggil, aku berubah menjadi orang yang vokal,
ekspresif dan pemberontak. Saat diperlukan aku bisa jadi presenter
yang memukau, public speaker yang menggugah dan sosok pemimpin
inspiratif. Tapi dibalik semua itu, aku merindukan kesendirianku. Aku
merindukan keheningan.
Kami
para Extroverted – Introvert memang berbeda dengan para
introvert yang cenderung memilih menyendiri saja. Kami bergaul, kami
menikmati hang-out bersama teman-teman. Kami terbuka, kami
menyuarakan pendapat kami, mempengaruhi orang lain dan memberi
kontribusi pada masyarakat. Namun tidak setiap saat seperti itu.
Kepribadian kami mirip seperti baterai, saat kami bergaul dan terbuka
pada dunia luar baterai kami perlahan-lahan menurun hingga pada suatu
titik akan habis, dan kami perlu menyingkir untuk menyendiri. Kami
perlu mengisi ulang baterai kami, recharge, agar kami bisa
siap menghadapi dunia luar lagi.
Apakah
kamu juga seorang Extroverted – Introvert? Mari kita bahas
beberapa Tanda-tanda Kalau Kamu Seorang Social Introvert.
1. Kami sering diam, tapi bukan berarti kami pendiam.
Sebenarnya
kami memiliki banyak pikiran yang ingin diutarakan, tapi kami sering
berpikir bahwa pemikiran kami ini mungkin bukan topik yang menarik
untuk kalian. Kami lebih memilih mendengarkan kalian berbicara,
karena tanpa sadar kami senang mengamati dan mempelajari orang lain.
2. Kami senang hang-out hanya dengan satu dua orang dari pada beramai-ramai.
Karena
hang-out seperti ini lebih akrab dan tidak ricuh. Kami lebih bisa
mengenal satu sama lain dengan baik dan memiliki pengalaman ngobrol
yang lebih bermakna. Keuntungan lainnya, bila kami hang-out dengan
lawan jenis, akan lebih mudah mendekatkan diri, dan mungkin bisa
menjalin hubungan. Lebih baik dari pada hang-out beramai-ramai yang
hanya penuh dengan obrolan basa-basi dan aksi jaim yang memuakkan.
4. Kami kurang suka menjawab chat, terutama saat kami sedang tidak ingin berbicara dengan siapapun.
Sorry,
bukan berarti kami anti-social atau merasa terganggu, hanya
saja terkadang saat kami pulang ke rumah, kami sudah kelelahan dan
perlu mengisi ulang baterai kami dengan menikmati waktu pribadi, kami
hanya ingin sendiri. Kami akan dengan senang hati berbicara dengan
kalian saat bertatap mukan nanti, setelah kami fully charged.
5. Kami mau kenalan dengan teman-teman kalian yang lain, hanya beritahu kami sebelumnya, agar kami bisa menyiapkan diri kami untuk bersosialisasi.
Kami
bukan orang yang tertutup, kami senang berkenalan dengan orang-orang
baru, hanya saja itu memerlukan energi kami. Jadi beri kami
kesempatan untuk mempersiapkan diri kami.
6. Kami memang menginginkan waktu menyendiri, tapi kami juga tidak ingin kesepian sendiri.
Ok,
aku tahu ini membingungkan, tapi itulah yang kami alami. Sebuah
konflik di mana kami sangat ingin keluar dan bertemu orang, namun
kami juga ingin nyaman di rumah saja.
7. Terkadang sulit untuk mengajak kami keluar, namun setelah keluar, justru kami yang paling senang dan menikmati.
Butuh
usaha dan niat ekstra untuk mengajak kami keluar dari rumah. Sekali
lagi, bukan karena kami tidak suka keluar, tapi karena kami terus
mempertimbangkan, “Bagaimana nanti kalau nggak asyik? Sayang banget
waktunya, mending aku baca buku atau menulis di blog. Bagaimana nanti
kalau sesampai di sana tiket sudah habis atau antrian panjang? Bagai
mana kalau mereka cuma basa-basi mengajakku?”
Oke,
sekali lagi, please jangan nge-judge kami dengan
pandangan sinis seperti itu, bukannya kami suka berprasangka buruk,
tapi kami juga tidak ingin dikecewakan.
8. Kami sering terhanyut dalam pikiran kami sendiri meskipun kami sedang di luar bersama orang-orang.
Bahkan
saat kami sedang hang-out atau berbicara dengan orang-orang,
pikiran kami tetap terus berjalan dan terus menganalisa situasi.
Bukan karena parno, tapi karena kami terbiasa asyik dengan pikiran
kami sendiri.
9. Karena kami mampu bergaul, berbicara di depan umum dan berpikir sistematis, seringkali orang-orang menjadikan kami pemimpin.
Tapi
sejujurnya kami lebih suka jadi orang di belakang layar, karena kami
tidak suka dipuji, kami tidak suka membahas kecakapan kami. Memang
karena kebiasaan kami untuk banyak membacara, berpikir dan
menganalisa, kami bisa jadi pembicara yang baik, memimpin dan
mengambil keputusan. Namun dibalik semua itu kami sebenarnya juga
selalu berpikir apakah kami cukup baik untuk memimpin? Kami selalu
merasa ada yang kurang dan perlu diperbaiki dari kami. Itulah
sebabnya kami merasa risih bila dipuji.
10. Orang-orang sering mengira kami suka merayu (flirting)
Menurut
kami, berinteraksi dengan orang lain adalah salah satu bagian
terpenting dalam hidup, jadi kami selalu mengusahakan pembicaraan
terbaik saat mengenal seseorang. Namun, sejujurnya semua itu murni
karena kami ingin mengenal setiap orang secara pribadi sehingga
orang-orang cenderung merasa kami memberi perhatian yang lebih.
11. Kami sangat senang berada di tempat seperti Coffee Shops dan Cafe: dikelilingi banyak orang tapi tetap sendirian.
Kami
juga senang berada di antara orang-orang, meskipun bukan orang yang
dikenal. Ini sebuah zona nyaman di mana kami bisa berada di dekat
orang-orang tanpa harus berbicara dengan mereka.
12. Kami berjuang mengendalikan sisi Introvert kami.
Sejujurnya,
sangat melelahkan bagi kami untuk terus berjuang mengontrol sisi
introvert kami. Seringkali kami tiba-tiba mengalami perubahan mood,
saat kami tiba di sebuah tempat yang tidak kami sangka-sangka menjadi
ramai, kami bisa menjadi risih dan buru-buru pulang. Tapi ditengah
jalan kami menyesal telah pulang dan merasa kesepian di rumah.
13. Kami benci basa-basi
Kami
selalu menghindari basa-basi atau perbincangan yang hanya sekedarnya.
Biasanya bila harus ditinggal berduaan dengan temannya teman yang
baru dikenal. Meskipun hanya untuk beberapa menit, misalnya karena si
teman balik ke parkiran untuk mengambil tasnya yang tinggal di mobil,
jadi kami ditinggal berdua. Awkward!!
Kalau
orangnya mau diajak bicara lebih dalam nggak apa, ini malah sibuk
dengan smartphone-nya sendiri, di sapa cuma jawab pendek dan
senyum-senyum kecut. Faakk! Pengen banget jadi barista mendadak biar
nggak duduk berdua bengong-bengong sama dia.
Baca juga > Apakah Kamu Seorang Pria Sejati?
Sebenarnya
ada banyak tanda-tanda lain yang menunjukkan bahwa kamu adalah
seseorang dengan kepribadian Extroverted – Introvert atau Social
Introvert. Silahkan berbagi dengan kita, jangan malu-malu, langsung
post di comment aja. Kalau kamu bukan Social Introvert, mungkin kamu
punya orang dekat atau teman yang memiliki kepribadian seperti ini,
coba sharing pengalamanmu tentang mereka.
That’s
all folks! Terima kasih sudah mampir, JurnalCowok akan kembali
lagi dengan artikel-artikel menarik lainnya. Selama berakhir pekan,
stay humble, stay sharp, dan jangan lupa bahagia!
-Adios!
10 komentar
Kampret nih artikel ngena banget hehehe
Haha, selamat datang gan di dunia Social Introvert!
Jlebb yah gan? Hehe
Holy Fcuk! That's definitely me!!
Hehe, somebody just found out!
Yes, you right
Ko tepat banget ya? Hahhaah
Ini gw banget, tpi ada tes nya gak si? Karena masih bingung dengan ambivert
Gimana caranya berkarya kalo didirinya masih ada rasa takut buat memulai?ada saran? Terimakasih
EmoticonEmoticon